40.000 Mangrove Di Pulau Pari Rusak, Bang Azran Minta Pemerintah Turun Tangan
0 menit baca
INDOLIN.ID | JAKARTA — Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta, H. Achmad Azran, SE., melakukan kunjungan kerja ke Pulau Pari dalam rangka menyerap aspirasi warga yang tengah menghadapi perusakan lingkungan berskala besar akibat aktivitas reklamasi.
Dalam kunjungan tersebut, beliau didampingi oleh Asmania selaku Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Kelurahan Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dan Mustaghfirin Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3).
Dalam pertemuan yang berlangsung di lokasi terdampak, H. Achmad Azran mengungkapkan keprihatinannya terhadap kerusakan sekitar 40.000 pohon mangrove (mangrove) yang sebelumnya ditanam warga dan wisatawan secara swadaya selama empat tahun terakhir.
Kerusakan ini diduga akibat aktivitas korporasi yang melakukan reklamasi tanpa memperhatikan ekosistem yang sudah dibangun masyarakat secara bertahap.
“Saya sebagai putra Jakarta, sebagai perwakilan dari masyarakat Jakarta, bersuara keras karena ini adalah musibah. Kita sedang berdiri di atas tumpukan karang yang beberapa bulan lalu dirusak. Tanaman mangrove yang ditanam bersama warga dan wisatawan kini hilang hanya dalam hitungan jam,” tegas Bang Azran.
Mustaghfirin, Ketua FP3 menyampaikan kesedihannya melihat langsung kerusakan yang terjadi. Ia mengatakan, mangrove yang telah tumbuh selama empat tahun dan dirawat penuh cinta oleh masyarakat, kini hilang seolah tanpa bekas.
“Saya sendiri ikut menanam. Rasanya sakit hati dan marah bercampur jadi satu. Apalagi kami dianggap menanam mangrove siluman, padahal semua dokumentasi dan data kami lengkap,” ungkapnya dengan penuh emosi.
Asmania dari LMK Kelurahan Pari juga menyampaikan bahwa kerusakan ekosistem ini berdampak langsung terhadap keberlangsungan hidup warga pulau kecil, termasuk potensi abrasi dan hilangnya ekosistem laut seperti terumbu karang yang menjadi pondasi alami pulau.
Dalam pernyataanya di hadapan warga, H. Achmad Azran menyampaikan seruan keras kepada Presiden Republik Indonesia agar menginstruksikan kementerian terkait, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk segera hadir di Pulau Pari dan mengambil tindakan nyata.
“Saya tidak hanya akan bersuara, tapi saya akan mengadvokasi warga Pulau Pari agar bisa menanam kembali. Bukan hanya 40.000, tapi 100.000 pohon mangrove! Kami akan kerahkan masyarakat Jakarta untuk bergotong royong menyelamatkan pulau ini,” katanya.
Selain itu, ia juga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menindaklanjuti bangunan-bangunan yang telah disegel di Pulau Pari namun tidak ada kejelasan proses hukum dan penanganannya.
Kegiatan serap aspirasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat solidaritas antara wakil daerah dan warga, khususnya dalam isu perlindungan lingkungan dan penolakan terhadap praktik reklamasi yang merugikan ekosistem serta kehidupan masyarakat pesisir.(*)