-->
  • Jelajahi

    Copyright © INDOLIN.ID | INDONESIA ONLINE
    Indolin id
    CLOSE ADS
    CLOSE ADS

    ECONOMY

    Serangan Tikus Akibatkan Ratusan Hektar Sawah Gagal Panen di Pemalang

    INDOLIN.ID
    Selasa, 10 Agustus 2021, 12.15 WIB Last Updated 2021-08-10T05:15:30Z

    INDOLIN.ID ■ Ratusan hektar padi siap panen di Desa Kejene, Kecamatan Randudongkal,  Pemalang, di kabarkan telah habis di makan Tikus.

    Akibatnya, petani mengalami kerugian besar selama beberapa kali penanaman. Kini warga setempat tidak berani, bahkan ada yang putus asa (mutungi) trauma gegara modal dan jerih payah mereka sia sia selama setahun terakhir.

    "Alhamdulillah, saya tidak mengalami gagal total," ujar Sayadi, pria kelahiran tahun 1951, warga Rt 30/03, seperti yang di derita oleh mayoritas petani Desa ini.
     
    Ia  berkesimpulan, musibah yang dialami saat ini, merupakan peringatan Allah. "Tentunya harus kita kembalikan lagi kepada sang pencipta, tanpa mencari siapa yang salah dan benar," ungkapnya dengan sabar.

    Kepada sejumlah pewarta, pada Senin 9 Agustus 2021, Yus Sularso membenarkan serangan Tikus terjadi di wilayah kekuasaannya. Namun dia menampik  "kasus Tikus" hanya terjadi di Ds Kejene saja.

    " Di wilayah lain mengalami hal sama, hanya tidak separah di sini," tukasnya.

    "Perburuan tikus ke lokasi yang diduga sebagai sarang dan ikhtiar lainnya sudah Kami lakukan bersama warga, namun hasilnya sia sia," imbuhnya, menjelaskan kepada pewarta.

    Ucapan senada juga di utarakan oleh seorang  tokoh  bersama warga sekitar lokasi persawahan. Lagi lagi, mereka membenarkan ratusan hektar sawah irigasi dan puluhan hektar Tadah hujan, minimal 80% nya ludes diembat ribuan hewan pengerat itu.

    Seorang tokoh (yang enggan disebut jati dirinya) menduga, sulitnya penanganan dan pemberantasan hewan tersebut, salah satu penyebabnya adalah system dan kebiasaan."di sini tidak ada aturan yang mengatur pola tanam", sehingga masyarakat bebas semau gue tentukan waktu tanam. Pada akhirnya kalau terjadi musibah seperti ini  penangananya akan susah, karena usia tanaman tidak sama dalam satu area/ blok.

    ■ Himawan
    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERBARU